KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “prestasi
diri” iniMakalah ini merupakan salah satu tugas Pendidikan
Kewarganegaraan kelas IX semsester 2
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan
sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………
Daftar isi
…………………………….
BAB I
A. Latar Belakang ………..…………………………
BAB
II
A. prestasi diri bagi keunggulan bangsa……………………………
B. hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk
berprestasi sesuai kemampuan …………
C. Peran serta dalam berbagai aktifitas untuk
mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa………………………
BAB III
A.
Kesimpulan ……………………………………
B. Saran …………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………
Bab I
A. Latar
belakang
Manusia
hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk sekedar makan danminum saja. Tetapi
sebagai manusia harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya
tergantung
pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana
dikemukakan oleh Robert J Tamasy, hidup di
dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan diri
(self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah
dianjurkanbahkan kita dituntut untuk
melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang dikatakan Mohamad Ali ketika
meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak “Sayalah
yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan
diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga
dalam bidang yang lain
seperti seni atau ilmu pengetahuan. Pada
bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa. Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan bangsa.
Bab I
A.PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA
Setiap
bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lain.
Tidak terkecuali
dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya
pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah
memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi
diri adalah suatu kebanggaan yang telah
dimiliki/diraih oleh suatu bangsa.
Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development
Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat
107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup seperti sebelumnya. Setiap
manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai
keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan
berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya
sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak,
juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu
hasil yang telah
dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap orang
tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus
prestasinya? Tidak
mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa
menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara satu
dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa demikian? Pada hakikatnya
manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda
satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
(berbeda satu dengan lainnya). Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa
Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita
dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti,
Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007, Usman
Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di
bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu
pengetahuan serta enterpreneur (wiraswasta
B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK
BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN
Potensi berasal
dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan
suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi
daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi, tetapi
tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras
untuk mendayagunakan potensi tersebut. Pengertian potensi
diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang
terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya.
Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :
1. memiliki idealisme
2. dinamis dan kreatif
3. keberanian mengambil resiko
4. optimis dan kegairahan semangat
5.kemandirian dan disiplin murni
6. fisik yang kuat dan sehat
7. sikap ksatria
8. terampi dalam menerapkan iptek
9. kompetitif
10. daya pikir yang kuat
11.
memiliki bakat
Selain
potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki
potensi diri yang negatif seperti :
1.
mudah diadu domba
2.
kurang berhati-hati
3.
emosional
4.
kurang percaya diri
5.
kurang mempunyai motivasi
C. PERAN
SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS UNTUKMEWUJUDKAN PRESTASI DIRI SESUAI KEMAMPUAN DEMI KEUNGGULAN BANGSA
Ciri-ciri kreativitas dapat dilihat
dari
seseorang yang
memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity), kebutuhan untuk
berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan
memiliki kemampuan menempuh resiko. Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa “keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam
kehidupan manusia.
2.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.
3.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan
penghargaan dalam budaya seseorang. Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat taraf sangat tinggi (highly
gifted) yang sangat jarang ditemukan
sedangkan anak
berbakat banyak ditemukan di sekolah-sekolah.
Ada lima macam keberbakatan,yaitu
(1) keberbakatan intelektual,
(2) keberbakatan akademik,
(3) keberbakatan kreatif,
(4) keberbakatan kepemimpinan dan sosial, dan
(5) keber-bakatan seni.
Analisis
dari Bloom tentang lantip pada Peserta Olympiade Science, bahwa : Pertama,
memiliki kemampuan luar biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah besar waktu dan usaha untuk mencapai suatu standar yang
tinggi. Karakteristik ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun dan menjadi semakin bertambah setelah orang-orang
tersebut menerima pengajaran beberapa tahun. Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad untuk melakukan yang terbaik. Ketiga, memiliki
kemampuan belajar secara cepat tentang
teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut
Kitano dan Kirby
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• fisik yang menarik dan rapi
dalam penampilan;
• diterima oleh mayoritas dari
teman-teman sebaya dan orang dewasa;
• keterlibatan dalam beberapa kegiatan
sosial, mereka
memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
• kecenderungan dipandang sebagai juru
pemisah dalam
pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
• memiliki kepercayaan tentang kesamaan
derajat semua
orang (egalitarian) dan jujur;
• perilakunya tidak defensif dan
memiliki tenggang rasa.
• bebas dari tekanan emosi dan mampu
mengontrol
ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
• mampu mempertahankan hubungan abadi
dengan
teman sebaya dan orang dewasa;
• mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain;
• memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial
dengan cerdas,
humor, dan pemahaman. Karakteristik di atas biasanya dimiliki oleh
mereka yang
telah berprestasi. Prestasi akan mencapai hasil yang bagus jika dalam situasi dan
kondisi saat kesempatan pengembangan bakat (lantip) dipenuhi.
Hal ini bisa diperoleh dari guru yang memberikan
peluang kepada siswa untuk berkembang potensinya secara optimal. Kepribadian
guru dapat membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal
baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik
secara fisik
maupun psikis
3.
Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4.
Penuh pengertian
5.
Mempunyai sifat toleransi
6.
Mempunyai kreativitas yang tinggi
7.
Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru
juga harus memiliki hubungan sosial dengan siswa yang dapat mendorong timbulnya
prestasi yaitu suka dan pandai bergaul dengan
anak berbakat serta memahami kesulitan yang dihadapi anak tersebut. Selain itu guru diharapkan dapat menyesuaikan
diri dan mudah
bergaul serta mampu memahami dengan cepat tingkah laku anak berbakat tersebut. Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya. Selain guru, peran
orangtua juga tidak kalah pentingnya dalam
mengembangkan potensi diri yang dimiliki anak untuk menjadi
prestasi diri sesuai kemampuannya. Meskipun hak utama
pengajaran yang utama ada di tangan orangtua, tetapi
alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak, tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya, karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna. Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi Tim bulutangkis
Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi
Saputra oleh Usman Hasan Saputra. Peran masyarakat juga
bisa dengan
memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapa
seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah, atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilka suatu prestasi.
Semua
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, seseorang yang punya potensi diri akan mampu menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat dengan dukungan
keluarga, guru dan masyarakat. Peran guru bisa diganti
oleh pelatih maupun seseorang yang punya kepedulian seperti Yohanes Saputra
dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian Nutrisi
Saputra oleh Umar Hasan Saputra. Kebutuhan untuk
berprestasi terjemahan dari need of achievement sebagaimana
dikemukakan John Atkinson dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan. Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah yang harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi, jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri. Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko, dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional, efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi
dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagaimana dikemukakan
oleh
Sujiyanto yaitu :
1.
kreatif dan inovatif
2. tanggung jawab
3. bekerja keras
4. memanfaatkan sumber daya
Salah satu tugas perkembangan
yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase
perkembangan masa remaja adalah memiliki keterampilan sosial (social
skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan
sosial tersebut meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang
lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan
dari orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan
yang berlaku.
Apabila keterampilan
sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut
maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja
tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial
dengan maksimal sehingga dia akan dapat berprestasi. Hasil studi Davis
dan Forsythe, dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut
keterampilan sosial (social skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas
kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan
prestasi diri maka seorang remaja dalam
pengembangan aspek psikososialnya, harus dapat dikembangkan
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kondisi
yang kondusif sehingga membuat tercapainya
prestasi diri. Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek psikososial remaja:
1. keluarga
2. lingkungan
3. kepribadian
4. rekreasi
5. pergaulan dengan lawan jenis
6. pendidikan
7. persahabatan dan solidaritas
kelompok
8. meningkatkan kemampuan penyusuaian
diri
Bab III
A. kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi
setinggi tingginya tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi
muda, kitalah yang wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik
berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain lain.
B. saran
penulis hanya bisa
menyarankan semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai
prestasi setinggi tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan
semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan
diri jika memang tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang
kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah
individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan
yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap
orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
Daftar pustaka
—-
Depepdiknas, contextual teaching and learning pendidikan kewarganegaraan
——-
—-
http://hends25.blogspot.com
——–
Tidak ada komentar:
Posting Komentar