CARA MEMBUAT YAKULT (SUSU FERMENTASI)
Bahan
• Susu skim atau Susu UHT (1000 ml)
• Produk “yakult” (100 ml).
• Larutan gula pasir 100 ml
Alat
• Panci pemanas.
• Kompor.
• Termometer.
• Pengaduk.
• Botol kaca.
PROSES PEMBUATAN
• Susu skim atau Susu UHT (1000 ml)
• Produk “yakult” (100 ml).
• Larutan gula pasir 100 ml
Alat
• Panci pemanas.
• Kompor.
• Termometer.
• Pengaduk.
• Botol kaca.
PROSES PEMBUATAN
1. Rebus susu
skim atau susu UHT sebanyak 1 liter sampai mendidih selama 60 detik.
2. Siapkan
botol kaca, bersihkan dengan air dingin kemudian tutuplah ujung botol. Agar
botol tersebut steril, maka rebuslah botol tersebut dalam air mendidih selama
60 detik.
3. Angkatlah
botol tersebut dari air panas, kemudian keringkan tanpa membuka tutup botol.
4. Masukkan
susu yang telah direbus, ke dalam botol. Biarkan hingga suhu botol dan susu
tersebut kira-kira mencapai 45°C.
5. Masukkan
200 ml yakult ke dalam 1000 ml susu.
6. Tutup
kembali botol tersebut, kemudian simpan dalam tempat tertutup dan hindari sinar
matahari secara langsung.
7. Setelah 24
jam, susu dalam botol telah berubah menjadi yakult.
8. Tambahkan
gula (kira-kira 1 sendok makan per 200 ml yakult). Yakult siap dikonsumsi.
9. Yakult
akan lebih nikmat jika dikonsumsi dalam keadaan dingin atau ditambah es batu
ANALISA KEMASAN
PRODUK MINUMAN FERMENTASI “YAKULT”
Yakult adalah minuman
probiotik pertama di Indonesia yang hampir mirip dengan yogurt yang dibuat dari
fermentasi skim milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Kandungan
bakteri Lactobacillus casei pada yakult sekurang-kurangnya 6,5 milyar yang
mampu hidup dalam usus dan dapat memberikan manfaat seperti mencegah gangguan
pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri berguna
dalam usus, mengurangi racun dalam usus dan membatasi jumlah bakteri yang merugikan
dalam usus.
KEMASAN YAKULT
Pengemas produk
yakult berupa wadah gelas dengan leher sempit yang disebut botol. Pemilihan
bentuk wadah derupa botol dengan tujuan untuk memudahkan konsumen dalam
mengkonsumsi yakult. Botol yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan, aman,
mudah didaur ulang dan mudah dipakai untuk transportasi. Jenis plastik yang
digunakan untuk membuat botol produk yaitu PS (Polistirena resin). Menurut
Bachriansyah (1997), jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan
warna alami yang dimiliki produk. Selain itu, jenis plastic ini memiliki sifat
transparansi yang tinggi dan daya serap air yang rendah juga termasuk kedalam
kemasan food grade.
Polistirena adalah
sebuah polimer dengan monomer stirena,sebuah hidrokarbon cair yang dibuat
secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya
bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena
juga termasuk golongan senyawa aromatik. Karakteristik polistirena yaitu
memiliki temperatur operasi maksimal < 90°C, tahan terhadap air, bahan kimia
non-organik, alkohol, dan rapuh (perpanjangan 1-3%), tidak cocok untuk aplikasi
luar ruangan,serta mudah terbakar. Polistiren (PS) yang digunakan berbeda
dengan polistiren busa yang biasa digunakan untuk sterefoam. Polistiren ini
bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah
dibentuk, melunak pada suhu 950C. Dan digunakan sebagai wadah makanan beku,
sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan yakult ini sangat cocok
untuk mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak.
Setiap lima botol
(produk yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan plastic jenis
polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 20
botol. Botol yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak
resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini
meminimalkan risiko kontaminasi.
Menurut Syarief
(1989) dalam Harningsih (2008), kamasan dapat digolongkan berdasarkan:
frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan,
sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan pakai. Berdasarkan frekuensi
pemakaian, maka kemasan yakult digolongkan sebagai kemasan sekali pakai
(disposable). Yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah yakult dikonsumsi.
Botol plastic yakult berdasarkan struktur system kemas, maka digolongkan
sebagai kemasan primer. Sedangkan plastic plietilen termasuk kemasan sekunder
karena mengemas lima botol yakult menjadi satu. Botol plastic yakult bersifat
semi kaku atau semi fleksibel. Ditinjau dari sifat perlindungannya, maka bahan
kemas yakult ini tergolong sebagai kemasan yang hermentis. Artinya tahan uap
dan gas. Selama kemasan dalam keadaan hermentis, maka kemasan tidak dapat
ditembus oleh bakteri, kapang dan debu.
Informasi penting
lainnya yang dicantumkan pada kemasan produk yakult. Yaitu:
1. Informasi terkait jumlah bakteri
L.casei Shirota strain hidup sebanyak 6.5 milyar yang terdapat pada badan
botol.
2. Peraturan penyimpanan produk. Yaitu
“simpan di dalam lemari es”
3. Jargon produk yakult “MINUMAN KELUARGA
SEHAT”
Informasi
tambahan yang disebutkan tersebut selain memberikan deskriptif produk kepada
konsumen, juga merupakan sebagai strategi pemasaran tersendiri terhadap
konsumen.
Berdasarkan
analisa terhadap kemasan produk yakult, ternyata ada beberapa kelemahan yaitu
tidak adanya suara konsumen pada kemasan botol. Namun adanya pada kemasan
plastic 1 pack. Sehingga ini menjadi kesulitan bagi konsumen yang membeli
secara eceran. Namun, dari segi kenampakan, baik bentuk maupun warna sudah
relative bagus. Bentuk botol ergonomis karena dalam desainnya memperhatikan
cara minum konsumen. Sedangkan warna dari kemasan yaitu dominan putih
transparan dengan tulisan huruf berwarna merah. Sehingga sangat eye catching
dan sangat kontras dengan warna dasar botol. Selain itu mempermudah konsumen
dalam membaca informasi yang ada pada badan botol yakult.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar